
Dalam sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), perlindungan terhadap arus listrik sangat penting untuk menjaga keselamatan, efisiensi, dan umur panjang instalasi. Salah satu aspek penting dalam sistem ini adalah proteksi pada sisi DC (arus searah) dan proteksi pada sisi AC (arus bolak-balik). Meski keduanya bertujuan melindungi sistem, karakteristik dan metode proteksinya memiliki perbedaan signifikan. Mari kita bahas perbedaan proteksi DC dan AC pada sistem PLTS yang perlu Anda ketahui.
1. Karakteristik Arus DC dan AC
Sebelum membahas proteksi, penting memahami perbedaan dasar antara arus DC dan AC:
- DC (Direct Current): Arus mengalir satu arah, umumnya berasal dari panel surya ke inverter.
- AC (Alternating Current): Arus bolak-balik, dihasilkan setelah proses konversi oleh inverter, dan digunakan untuk keperluan rumah tangga atau disalurkan ke jaringan PLN.
Karakteristik ini mempengaruhi desain dan jenis proteksi yang dibutuhkan.
2. Proteksi DC pada Sistem PLTS
a. Fungsi Proteksi DC
Proteksi DC berfungsi mencegah kerusakan pada panel surya, inverter, dan risiko kebakaran akibat korsleting atau arus lebih pada sisi DC.
b. Perangkat Proteksi DC
- DC Circuit Breaker (MCB DC): Memutus arus saat terjadi hubung singkat atau overcurrent pada jalur DC.
- Fuse DC: Sekering khusus untuk arus searah, bekerja sebagai proteksi satu arah.
- Surge Protection Device (SPD DC): Melindungi sistem dari lonjakan tegangan akibat petir.
- Isolator DC: Untuk memutuskan sambungan DC secara manual saat pemeliharaan.
c. Tantangan Proteksi DC
- Arus DC tidak memiliki titik nol seperti AC, sehingga lebih sulit diputus saat terjadi gangguan.
- Percikan listrik pada pemutusan DC lebih besar dan tahan lama, sehingga memerlukan perangkat khusus.
3. Proteksi AC pada Sistem PLTS
a. Fungsi Proteksi AC
Proteksi AC berfungsi mencegah kerusakan pada inverter, instalasi rumah, atau jaringan PLN akibat gangguan seperti arus lebih, korsleting, atau ketidakseimbangan beban.
b. Perangkat Proteksi AC
- MCB AC: Untuk memutus arus berlebih pada sisi keluaran inverter.
- ELCB/RCD: Melindungi dari kebocoran arus yang dapat menyebabkan sengatan listrik.
- SPD AC: Mencegah kerusakan akibat lonjakan tegangan pada jaringan AC.
- AC Isolator: Digunakan saat pemeliharaan sistem listrik AC.
c. Karakteristik Proteksi AC
- Lebih umum digunakan, dengan standar instalasi yang telah mapan.
- Karena arus AC berubah arah dan memiliki titik nol, lebih mudah dimatikan saat terjadi gangguan.
4. Kesimpulan: Perlu Kombinasi Proteksi yang Tepat
Perbedaan utama proteksi DC dan AC pada sistem PLTS terletak pada karakteristik arus, jenis perangkat proteksi, dan cara kerja pemutusan arus. Sistem PLTS yang andal dan aman memerlukan perlindungan menyeluruh di kedua sisi. Pemilihan perangkat proteksi harus sesuai dengan tegangan kerja, arus maksimum, dan standar keselamatan yang berlaku.